Penari Tayub di Bojonegoro biasanya mengawali pementasannya dengan menarikan tari Gambir Anom. Kemudian menarikan tarian berirama rancak dengan lagu campursari atau langgam jawa. Keunikan tari ini adalah keikutsertaan penonton atau para tamu untuk menari bersama.
Sebelum tari tayub dimainkan, diawali dengan Nguyuyu ( Manghayu-hayu ), yakni bentuk penghormatan kepada para tamu. Kemudian dilanjutkan dengan bedhayan, berupa tarian pembuka sebelum tari tayub dimainkan. Selanjutnya Talu Gending sebagai pehantar Tayub akan dimulai dan Beksa yang menandakan bahwa Tayub telah dimulai.
Pada hakikatnya, tari Tayub ini sangat memperhatikan norma kesopanan dalam masyarakat, terbukti bahwa selalu ada jarak antara pengibing dengan waranggono. Tari Tayub juga menjadi simbol yang kaya makna tentang pemahaman kehidupan yang punya bobot filosofs tentang jati diri manusia. Tari Tayub mengandung nilai agamis, terbukti pada abad ke XV, ketika tayub digunaakan sebagai media syiar agama islam di pesisir utara Pulau Jawa. Tari Tayub juga mengandung nilai positif yang kemudian sering dipertunjukkan sebagai tarian penyambutan tamu keraton.
Penari nya kok ngga pakai baju
BalasHapus